Kebijakan Politis Presiden Soeharto untuk Melanggengkan Kekuasaannya

  • Jamrud Qomaruz Zaman
Keywords: Kekuasaan Presiden Soeharto, Dwi Fungsi, Tentara dan Kebijakan Politik

Abstract

Indonesia is a democratic country that highly values the interests of its people. Therefore,
authoritarian actions and absolute power by a leader do not show democratic values.
Nevertheless, Indonesia has been recorded in its history to be led by an authoritarian and longstanding president, President Soekarno and President Suharto. Suharto was in power the longest
between the two presidents, approximately 30 years (1968-1998). One of Suharto’s leadership
hallmarks that distinguished him from other presidential leaderships was the formation of the
ABRI Dwi Function doctrine. With the Dwi Function ABRI formation, Suharto intended to
make it his prominent supporter in politics. The application of the dual function of ABRI has
another motive to strengthen Suharto’s power during his presidency by making the party with
the tremendous potential to overthrow him be subtly removed or made into an ally, namely
the military. The policies to maintain his power, among others, were realized by giving the post
of general to someone who was not capable, purging leftists (PKI), restricting the press, acting
harshly on demonstrators, and attracting the sympathy of the Islamic group to be used.

Negara Indonesia merupakan negara demokrasi yang sangat mengagungkan kepentingan
rakyatnya. Oleh sebab itu tindakan otoriter dan berkuasa mutlak oleh seorang pemimpin
sangat tidak menunjukkan nilai-nilai demokrasi. Walaupun demikian, Indonesia pernah
tercatat dalam sejarahnya dipimpin oleh seorang presiden yang otoriter dan berkuasa lama,
yakni presiden Soekarno dan presiden Soeharto. Diantara kedua presiden tersebut, Soeharto
yang berkuasa paling lama dengan waktu lebih kurang 30 tahun (1968-1998). Salah satu ciri
khas dari kepemimpinan Soeharto yang membedakannya dengan kepemimpinan presiden
lainnya adalah pembentukan doktrin Dwi Fungsi ABRI. Dengan pembentukan Dwi Fungsi
ABRI, Soeharto berniat menjadikannya sebagai pendukung utamanya dalam berpolitik.
Penerapan Dwi Fungsi ABRI memiliki motif lain sehingga dapat memperkokoh kekuasaan
Soeharto selama menjadi presiden dengan menjadikan pihak yang akan berpotensi besar
melengserkannya dapat disingkirkan secara halus atau dijadikan sekutu, yaitu pihak militer.
Adapun kebijakan-kebijakan sebagai upaya mempertahankan kekuasaanya tersebut antara
lain diwujudkan dengan memberi jabatan jenderal kepada seseorang yang tidak cakap,
membersihkan penganut paham kiri (PKI), membatasi pers, bertindak kasar terhadap para
demonstran, dan menarik simpati golongan Islam untuk diperalat.

Downloads

Download data is not yet available.

PlumX Metrics

Published
2021-12-30
How to Cite
Zaman, J. (2021). Kebijakan Politis Presiden Soeharto untuk Melanggengkan Kekuasaannya. LoroNG: Media Pengkajian Sosial Budaya, 8(2), 115 - 138. https://doi.org/10.1234/lorong.v8i2.938
Section
Author Guideline and Template