Turki, Hagia Sophia dan Kebangkitan Politik Islam: Membaca Fenomena Peralihan Museum Bersejarah Menjadi Masjid

  • Luthvi Nur Muhammad
Keywords: Hagia Sophia, Turki, Kebangkitan Politik Islam

Abstract

The city of Constantinople, or what is now known as Istanbul, was the capital of two great world civilizations,
namely the Byzantine Empire and the Ottoman Empire. These civilizations left historical traces, one of
which was the Hagia Sophia. On May 29, 1453, the city of Constantinople was conquered by Mehmet II,
which became the beginning of a new civilization. Mehmet II created prestige and symbolic power on the
Hagia Sophia building for his political interests in this conquest. This article will discuss the transition of
the function of the Hagia Sophia. The research method used is a literature study. The results of this study are,
Hagia Sophia has passed more than 15 centuries and is a silent witness to the ongoing transition of power in the
land of Constantinople. In its history, Hagia Sophia has often been used as a symbol of the glory of its era. This
article highlights the transition of the Hagia Sophia from a museum to a mosque which has received a response
from the international community. This change is considered evidence of the rise of political Islam in Turkey
under the leadership of President Erdogan. The political promise of Erdogan and his Islamist AKP Party is
suspected to be the reason behind the change in the status and function of the Hagia Sophia. Amid various
criticisms, both domestically and internationally, for this policy, the Erdogan government believes that the
changes made are entirely Turkey’s constitutional rights that cannot be interfered with by anyone.

Kota Konstatinopel atau yang saat ini disebut dengan Istanbul merupakan ibu kota dari
dua peradaban besar dunia yaitu Kekaisaran Byzantium dan Kesultanan Ottoman. Kedua
peradaban ini meninggalkan jejak sejarah, salah satunya yaitu Hagia Sophia. Pada 29 Mei 1453
Kota Konstatinopel ditaklukkan oleh Mehmet II yang menjadi awal dari sebuah peradaban
baru. Dalam penaklukkan tersebut, Mehmet II menciptakan prestise dan kekuatan simbolis
pada bangunan Hagia Sophia demi kepentingan politiknya. Artikel ini akan membahas
mengenai fenomena peralihan fungsi Hagia Sophia. Metode penelitian yang digunakan
yaitu studi pustaka. Hasil penelitian ini yaitu, Hagia Sophia telah melewati lebih dari 15
abad dan menjadi saksi bisu berlangsungnya transisi kekuasaan di tanah Konstantinopel.
Dalam sejarahnya, Hagia Sophia seringkali dijadikan simbol kejayaan pada eranya. Artikel
ini menyoroti peralihan Hagia Sophia dari museum ke masjid yang mendapatkan respon
dari masyarakat internasional. Perubahan ini ditengarai menjadi bukti bangkitnya politik
Islam di Turki dibawah kepemimpinan Presiden Erdogan. Janji Politik Erdogan dan Partai
AKPnya –yang berhaluan Islamis- ditengarai menjadi alasan dibalik pergantian status dan
fungsi Hagia Sophia tersebut. Ditengah berbagai kritik, baik dari dalam negeri maupun dunia
internasional terhadap kebijakan ini, Pemerintahan Erdogan berasalan bahwa perubahan
yang dilaku.

Downloads

Download data is not yet available.

PlumX Metrics

Published
2021-12-31
How to Cite
Muhammad, L. (2021). Turki, Hagia Sophia dan Kebangkitan Politik Islam: Membaca Fenomena Peralihan Museum Bersejarah Menjadi Masjid. LoroNG: Media Pengkajian Sosial Budaya, 9(2), 108 - 121. https://doi.org/10.1234/lorong.v9i2.954
Section
Author Guideline and Template