Wasaṭ dan Derivasinya dalam Al-Qur’an: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu

  • Ridya Nur Laily UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Keywords: wasaṭ; semantik; Toshihiko Izutsu

Abstract

Tulisan ini mencoba menganalisa makna dasar dan makna relasional suatu kata kunci yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang sangat erat kaitannya dengan salah satu topik yang krusial dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat guna menciptakan keseimbangan dalam kerukunan dan toleransi yakni wasaṭ, serta bagaimana makna historis dan weltanschauung kata wasaṭ tersebut.  Dengan menggunakan pendekatan semantik al-Qur’an Toshihiko Izutsu, penelitian ini menemukan bahwa makna dasar dari kata و-س-ط  adalah tengah. Sedangkan makna relasionalnya mengacu pada keseimbangan, keadilan, dan pilihan. Adapun makna historis terbagi kedalam tiga periode, yakni periode pra Qur’anic, periode Qur’anic, dan periode pasca Qur’anic. Pada periode pra Qur’anic, kata wasaṭ bermakna tengah, yang mengidentifikasi suatu posisi atau tempat. Pada periode Qur’anic kata wasaṭ juga bermakna tengah namun tidak hanya mengidentifikasi suatu posisi atau tempat lagi. Sedangkan pada periode pasca Qur’anic, kata wasaṭ mengalami perkembangan makna sesuai konteks situasi dan kondisi pada saat itu, namun perbedaan dengan masa sebelumnya tidak terlalu signifikan. Sedangkan Weltanschauung kata wasaṭ yaitu sesuatu yang berada ditengah-tengah dan selalu bersifat positif, karena di dalamnya tidak terdapat kecondongan terhadap suatu sudut (kutub) yang mengakibatkan terjadinya suatu kepincangan dan hilangnya keseimbangan dan keadilan.

Downloads

Download data is not yet available.

PlumX Metrics

Published
2021-09-22
Section
Articles