http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/issue/feed Mashahif: Journal of Qur'an and Hadits Studies 2024-03-14T11:20:50+07:00 Nurul Istiqomah ramadhita@syariah.uin-malang.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Mashahif: Journal of Qur'an and Hadits Studies</strong> merupakan sarana komunikasi dan publikasi ilmiah yang berasal dari riset-riset di bidang ilmu al-qur'an dan ilmu hadits dengan berbagai aspek dan pendekatan. Mashahif diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Redaksi menyambut dengan hangat setiap kontribusi para sarjana dari disiplin keilmuan terkait.</p> <p>ISSN (Online): <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210929210509543">2808-1749</a></p> http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/6224 Tradisi Khatmil Qur'an 2024-03-14T11:20:49+07:00 Mohammad Adil Alwi Zaim adilalwizaim@gmail.com <p>Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tradisi khatmil Qur’an yang diadakan pada grup <em>whatsapp </em>Generasi IKKAD. Pertanyaan utama yang akan dijawab yaitu tentang bagaimana pelaksanaan, proses <em>eksternalisasi, objektivasi </em>serta <em>internalisasi </em>&nbsp;dalam khatmil Qur’an pada Grup Whatsapp Generasi IKKAD. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckmann. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer yang didapatkan melalui wawancara dan observasi terhadap kegiatan khatmil dan juga para pesertanya. Sedangkan data sekunder didapat dari sumber lainnya. Semua data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dan dijabarkan sesuai dengan sistematika teori yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi tersebut diselenggarakan oleh Zar’ul Khozin, dorongan dalam dirinya bersumber dari pengalaman hidup serta penghayatannya terhadap khatmil Qur’an yang kemudian mendorongnya untuk menyelenggarakan kegiatan khatmil Qur’an pada Grup Whatsapp Generasi IKKAD. Proses ini disebut sebagai proses <em>eksternalisasi.</em> Kegiatan tersebut kemudian mendapatkan respon baik dari anggota grup lainnya, hal ini tidak lepas dari cara pelaksanaannya yang memudahkan serta dapat menjawab kebutuhan para anggotanya. Inilah proses <em>objektivasi.</em> Kegiatan tadi kemudian dihayati secara subjektif dan hidup dalam diri para pesertanya, berupa pemaknaan, manfaat, serta prespektif terkait kegiatan khatmil Qur’an. hal inilah yang disebut dengan proses <em>internalisasi. </em></p> <p><strong>Kata kunci: </strong>khatmil qur’an; IKKAD; sosiologi pengetahuan</p> 2024-03-04T10:19:06+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/3396 Tafsir Audiovisual 2024-03-14T11:20:49+07:00 Miftahun Najib miftahun27th@gmail.com <p>Artikel ini membahas epistemologi tafsir Husein Ja’far al-Hadar dalam media sosial Youtube. Penelitian ini beranjak dari kemunculan berbagai kajian terhadap al-Qur’an pada media-media baru dan kredibilitas maupun kapasitas seseorang dapat disebut sebagai <em>mufassir</em> juga mulai keruh oleh kebebasan akses media. Melalui youtube, Husein Ja’far al-Hadar mencoba menyampaikan nilai-nilai keislaman dengan gayanya yang khas dan menarik agar mudah diterima. Penelitian ini berfokus membahas bagaimana penafsiran Husein Ja’far al-Hadar di channel youtube Abdel Achrian dilihat dari sudut pandang epistemologi. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana penafsiran Husein Ja’far al-Hadar bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah penafsiran yang benar dengan meneliti sumber, metode dan validitas (kebenaran) penafsirannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan data yang bersifat kepustakaan. Hasil penelitian adalah penafsiran Husein Ja’far al-Hadar berpegang kepada empat sumber utama, yaitu al-Qur’an, <em>sunnah</em>, bahasa arab dan pendapat-pendapat ulama/<em>mufassir</em> terdahulu, sehingga penafsirannya tergolong kepada <em>tafsi&gt;r bi al-ma’thu&gt;r</em>. Kemudian dapat dipahami bahwa tafsirannya menggunakan dua metode, yaitu <em>tah}li&gt;li&gt;,</em> karena ia menafsirkan ayat-ayat dalam setiap surat secara runtut, selain itu ia juga menjelaskan <em>makkiyyah/madaniyyah</em>, urutan serta <em>asba&gt;b al-nuzu&gt;l</em>; dan <em>maud}u&gt;’i&gt;,</em> karena penafirannya berupa bahasan tema surat tertentu. Diakhir pembahasan disimpulkan bahwa penafsiran Husein Ja’far al-Hadar menganut tiga teori kebenaran, yaitu teori koherensi, teori korespondensi dan teori pragmatis.</p> 2024-03-04T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/3308 Verbal Abuse dalam Perspektif QS. Al-Hujurat Ayat 11-12 dan Dampaknya di Sosial Media 2024-03-14T11:20:49+07:00 Lilian Pratiwi pratiwi.lilian@gmail.com <p>Penelitian ini dilatarbelakangi dengan fenomena yang terjadi di era sekarang yaitu kekerasan verbal di media sosial. Kekerasan verbal yang dilakukan oleh masyarakat secara sengaja untuk mengintimidasi orang lain merupakan kekerasan yang digunakan dengan bahasa kasar sehingga muncullah komentar-komentar yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk <em>verbal abuse</em> dalam perspektif Q.S Al-Hujurat ayat 11-12 serta dampaknya di sosial media. Penelitian ini menggunakan metode penelitian <em>library research </em>(penelitian kepustakaan) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini berupa surat Al-Hujurat ayat 11-12 dan komentar-komentar warganet di sosial media yang berkaitan dengan <em>verbal abuse</em>. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, sedangkan teknik analisisnya menggunakan langkah-langkah metode tahlili. Hasil dari penelitian ini terdapat 6 bentuk-bentuk <em>verbal abuse</em> dalam perspektif Q.S Al-Hujurat ayat 11-12 yaitu: mengolok-olok, mencela atau mengejek, memanggil dengan gelar yang buruk, berprasangka buruk, mencari kesalahan orang lain, dan saling menggunjing. Sedangkan dampak-dampak <em>verbal abuse</em> di media sosial yaitu: kurangnya kepercayaan diri (<em>insecure), </em>gangguan mental (depresi), penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, dan merasa tertekan. Maka dari itu, perlunya kesadaran dalam penggunaan media sosial agar bisa saling menghormati dan menyayangi satu sama lain dan melakukan hal-hal positif sehingga bisa saling memahami karakter manusia yang berbeda-beda.</p> 2024-03-04T15:17:21+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/3250 Konstruksi Sosial Peran Tafsir Al Quran Dalam Deradikalisasi Mantan Teroris Di Yayasan Lingkar Perdamaian 2024-03-14T11:20:49+07:00 Abil Fida Maulana Yasa' afmy75@gmail.com <p>Yayasan Lingkar Perdamaian adalah sebuah lembaga yang didirikan oleh mantan narapidana terorisme yang bergerak dalam pembinaan mantan narapidana teroris dan kombatan dengan program deradikalisasi atau moderasi beragama. Lembaga ini melakukan berbagai <em>soft-approach </em>kepada para mantan napiter sejak mereka menjalani masa tahanan. Pendekatan yang dilakukan mulai dari pembenahan mental, kajian keagamaan, penguatan ekonomi, hingga kampanye damai. Akar dari munculnya pemahaman Islam yang radikal adalah penafsiran yang keliru terhadap ayat-ayat jihad dalam Al-Quran. Kelompok fundamentalis Islam melakukan penafsiran secara serampangan dan menafikan kaidah-kaidah tafsir yang telah umum dan disepakati ulama <em>jumhur. </em>Yayasan Lingkar Perdamaian menempatkan tafsir Al-Quran pada peranan yang sangat penting sebagai peranti untuk mengikis keyakinan terhadap jihad yang salah, memisahkan keimanan terhadap Islam fundamental dari sumber utamanya yaitu Al-Quran dan hadis dengan memberikan kajian tafsir yang sesuai dan relevan dengan metode dan kaidah tafsir ulama <em>salafus salih. </em>Dalam rangka memperkuat kurikulum kajian ini Lingkar Perdamaian menyusun secara mandiri karya kitab berjudul <em>al-Jihad fi Dhau’i al-Kitab wa as-Sunnah </em>sebagai kontra-narasi atas fiqih jihad yang keliru. Proses deradikalisasi di Lingkar Perdamaian ini jika dianalisa menggunakan teori konstruksi sosial yang dikemukakan Peter L. Berger dan Thomas Luckman yang menyatakan bahwa terbentuknya realita-sosial merupakan hasil dari proses dialektika antara individu dengan sosio-kultural.</p> 2024-03-04T15:29:49+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/3175 IMPLEMENTASI PEMBACAAN SURAH YASIN (STUDI LIVING QUR’AN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZIL QUR’AN AL-MUQRROBIN-LAWANG) 2024-03-14T11:20:50+07:00 Titin Hurniati titinhurniati2809@gmail.com <p><strong>Abstrak</strong><strong>:</strong></p> <p>&nbsp;Pondok Pesantren al-Muqorrobin merupakan salah satu pondok pesantren tahfidzil Quran yang dirikan pada tahun 1990 oleh K.H. Ibrahim Amari dan Surah yasin lah yang menjadi salah satu surah pilihan yang diwajibkan untuk diamalkan di Pondok al-Muqorrobin setiap hari setelah magrib. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejarah dan tradisi pembacaan surah yasin di Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an al-Muqorrobin dan bagaiamana implementasi dan makna pembacaan surah yasin di Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an al-Muqorrobin berdasarkan pengalaman yang dirasakan para santri. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif, dan menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan, sumber data primernya adalah dari hasil wawancara dengan pengasuh, pengurus dan beberapa santri. Sedangkan data sekundernya adalah dari jurnal, artikel, skripsi yang berkaitan dengan penelitian ini. Pengamalan amalan membaca surah yasin ini ternyata memiliki dampak yang baik untuk para santri, salah satunya adalah menyebabkan ketenangan jiwa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, ada tiga kategori yaitu: pertama, makna objektif adalah tradisi yang turun temurun dari guru beliau yaitu KH. Mufid dan salah satu kegiatan yang rutin dalam rangka pembaisaan diri untuk membangun konsisten pada diri santri. Kedua, makna ekspresif adalah sarana berdoa supaya doa dan hajatnya dikabulkan oleh Allah SWT dan ampuni segala dosa-dosa yang telah diperbuat. Dan terakhir, makna Dokumenternya sebagai usaha untuk menjadikan kebiasaan dalam membaca surah yasin dan mengistiqomahkan dalam mengamalkannya.</p> 2024-03-04T15:46:27+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/3176 RELEVANSI PERJUANGAN HIDUP DALAM DRAMA KOREA ITAEWON CLASS DENGAN TAFSIR AL-MISBAH (STUDI Q.S ASY-SYARH AYAT 5-6) 2024-03-14T11:20:50+07:00 ulfi fatharani Ulfisbg256@gmail.com <p>Hidup penuh dengan perjuangan, namun ada beberapa dari manusia yang lebih memilih untuk menyerah pada hidupnya. Padahal banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an dan penafsirannya yang menyeruh pada perjuangan hidup, seperti surat asy-Syarh ayat 5-6 pada penafsiran <em>al-Misbah</em>. Penelitian ini meneliti relevansi perjuangan hidup yang terdapat pada drama Korea <em>Itaewon Class</em> dengan penafsiran <em>tafsir al-Misbah</em> pada al-Qur’an surat asy-Syarh ayat 5-6. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui penafsiran QS. Asy-Syarh ayat 5-6 tentang perjuangan hidup menurut M. Quraish Shihab dalam <em>tafsir al-Misbah</em>. 2) Untuk menganalisis relevansi <em>tafsir al-Misbah</em> tentang perjuangan hidup yang terdapat drama Korea <em>itaewon class</em> pada konteks masa kini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan menjadikan kitab <em>tafsir al-Misbah</em> sebagai sumber primer. Sumber data sekunder didapatkan dari buku, jurnal, artikel dan literatur-literatur yang terkait dengan tema ini. Kemudian menganalisis dengan metode tahlili pada penafsiran kitab<em> al-Misbah</em> dan relevansi pada drama Korea <em>Itaewon Class</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Penafsiran kitab<em> al-Misbah</em> karya M. Quraish Shihab Qs. Asy-Syarh ayat 5-6 menyatakan setiap kesulitan ada kemudahan. 2) Relevansi pada tafsir ini dengan drama Korea <em>Itaewon Class</em> yaitu kesulitan yang dihadapi oleh pemeran selalu memiliki kemudahan dengan berusaha, berjuang dan yakin pada kemudahan yang datang.</p> 2024-03-04T15:51:42+07:00 ##submission.copyrightStatement## http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mashahif/article/view/3115 QUR’AN SURAH AN-NAHL AYAT 72 DALAM KEPUTUSAN CHILDFREE (Kajian Tafsir Maqashidi) 2024-03-14T11:20:50+07:00 Lailatun Nuzula Hidayati lnuzulahidayati@gmail.com <p>Kajian ini bertolak dari kehadiran fenomena <em>Childfree</em> yang seolah konsep dari fenomena ini mendistorsi tatanan keluarga ideal pada umumnya dengan menyatakan kebolehan bagi pasangan suami istri untuk tidak menghadirkan anak atau keturunan dalam rumah tangga mereka. &nbsp;Tujuan penelitian ini dalam rangka menganalisis QS. An-Nahl:72 dalam keputusan <em>Childfree</em> dengan mengaplikasikan metode tafsir <em>maqashidi</em>. Penggunaan tafsir <em>maqashidi </em>&nbsp;dalam penelitian ini bertujuan untuk menggungkap <em>maqashid syari’ah </em>yang terkandung dalam ayat yang kemudian diaplikasikan dalam keputusan <em>Childfree</em>. Sehingga dapat mengambil <em>maslahah</em> atau kemaslahatan dan sebisa mungkin menolak <em>mafsadah </em>&nbsp;atau keburukan sesuai dengan tujuan utama <em>maqashid</em> <em>syari’ah. </em>Penelitian ini termasuk dalam jenis normatif yakni kepustaan atau <em>library research, </em>dengan metode penelitian kualitatif<em>. </em>Dalam rangka menjawab permasalahan yang ada, maka artikel ini menggunakan pendekatan&nbsp; tafsir<em> maqashidi </em>&nbsp;dengan tahapan yang ditawarkan oleh Abdul Mustaqim. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa dalam al-Quran sendiri tidak terdapat ayat yang secara spesifik dan eksplisit membahas mengenai <em>Childfree</em>, karena memang fenomena ini tidak lahir dizaman Rasulullah SAW. Tetapi, dalam al-quran terdapat beberapa ayat yang menyinggung terkait penciptaan manusia berpasangan dan perihal anak, salah satunya pada&nbsp;&nbsp; QS. An-Nahl:72. Ayat ini menekankan bahwa penciptaan manusia secara berpasangan guna menumbuhkan kecocokan dan dari kecocokan itu timbul rasa kasih sayang, dimana buah dari kasih sayang itu Allah ciptakan keturunan. Kerutunan bertujuan dalam rangka memelihara eksistensi manusia (<em>hifz nasl</em>), sehingga konsep <em>Childfree</em> jika ditinjau dari ayat ini melalui pendekatan tafsir <em>maqashidi </em>, maka <em>Childfree</em> bertentangan dengan <em>hifz nasl</em> yang merupakan tujuan atau maqashid yang terkandung dalam ayat 72 surah an-Nahl</p> 2024-03-04T15:59:25+07:00 ##submission.copyrightStatement##