IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN BERPIKIR KRITIS SISWA

  • Moh. Ali Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
  • Umi Julaihah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Keywords: Contextual Teaching and Model Learning, Liveliness, Critical Thinking

Abstract

The focus of this research is how to implement the CTL learning model in class IX at MTs Umar Mas'ud, how can the implementation of the CTL learning model increase student activity in IX class at MTs Umar Mas'ud, how does the implementation of the CTL learning model improve students' critical thinking at IX class at MTs Umar Mas'ud. This study uses a qualitative method. The results of the study revealed that the use of learning models is a way to create an interactive learning atmosphere and can develop students' activeness and critical thinking in learning. Overall, the implementation of the CTL model has been good for both teachers and students. Of the seven stages of CTL model implementation (constructivism, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, authentic assessment). Activities that require improvement are learning communities, where there are still some students who are less active in group learning and also some who still have difficulty conveying their ideas. In the implementation of the CTL learning model, student activity increases, referring to the theory put forward by Paul D. Dierich, consisting of six stages (Visual activities, Oral activities, Listening, Writing activities, Mental activities, Emotional activities). Overall student activity based on all these aspects is good. In the implementation of the CTL learning model for students' critical thinking has not fully emerged. The critical thinking aspect refers to the theory put forward by Ennis which consists of seven stages including providing simple explanations, determining the basis for decision making, drawing conclusions, providing further explanations, estimating and combining. From the four aspects overall it is good. Activities that still need improvement, namely in the aspect of providing further explanations where when students are asked by the teacher to provide further explanations there are some students who are still confused and still have difficulty conveying their ideas.

ABSTRAK

Adapun fokus penelitian ini yaitu bagaimana implementasi model pembelajaran CTL pada kelas IX di MTs Umar Mas’ud, bagaimana implementasi model pembelajaran CTL dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kelas IX di MTs Umar Mas’ud, bagaimana implementasi model pembelajaran CTL dapat meningkatkan berpikir kritis siswa pada kelas IX di MTs Umar Mas’ud.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.  Hasil penelitian  mengungkapkan bahwa penggunaan model pembelajaran merupakan sebuah cara dalam membentuk suasana pembelajaran yang interaktif dan dapat mengembangkan keaktifan serta berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Secara keseluruhan dalam implementasi model CTL sudah baik baik dari guru maupun siswa. Terdapat tujuh tahap Implementasi model CTL (konstruktivisme, inquiry, questioning, learning comunity, modelling, refleksi reflection, authentic assesment). Kegiatan yang memerlukan peningkatan adalah learning comunity, dimana masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam belajar kolompok dan juga ada yang masih kesulitan dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Dalam implementasi model pembelajaran CTL terhadap keaktifan siswa meningkat, mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Paul D. Dierich terdiri dari enam tahap (Visual activities, Oral activities, Listening, Writing activities, Mental activities, Emotional activities). Secara keseluruhan keaktifan siswa berdasarkan semua aspek tersebut sudah baik. Dalam implementasi model pembelajaran CTL terhadap berpikir kritis siswa belum sepenuhnya muncul. Aspek berpikir kritis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Ennis yang terdiri dari tujuh tahap diantaranya memberikan penjelasan sederhana, menentukan dasar pengambilan keputusan, menarik kesimpulan, memberikan penjelasan lanjut, memperkirakan dan menggabungkan. Berdasarkan keempat aspek secara keseluruhan sudah bagus. Kegiatan yang masih memerlukan peningkatan yaitu terletak pada aspek memberikan penjelasan lanjut, yakni ketika siswa diminta oleh guru memberikan penjelasan lebih lanjut terdapat beberapa siswa yang masih bingung dan masih kesulitan dalam menyampaikan gagasan-gagasannya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdul Kadir. (2013). Konsep Pembelajaran Kontekstual di Sekolah. Dinamika Ilmu, 13(03).

Amna Emda. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2).

Budiarto, A. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching & Learning) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Pada Mata Pelajaran Sistem Pengapian di SMK Muhammadiyah 1 Bantul.

Dian Ramadan Lazuardi, & Ari Priyanto. (2017). Tehnik Guru Bertanya Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI RPL 3 SMK Negri Tugumulyo. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Dan Pengajaran (KIBASP), 1(1).

Eka Susanti, & Henni Endayani. (2018). Konsep Dasar IPS. CV. Widya Puspita.

Elaine B. Johnson. (2007). Contexstual Teaching & Learning. Mizan Learning Center (MLC).

Elvi Susanti. (2014). Keterampilan membaca. In Media.

Hidayat, T. dan S. (2019). Inovasi Pembelajaran Yang Dilakukan Melalui Pembelajaran Kontekstual Dalam Rangka Meningkatkan Taraf Berpikir Siswa Pada Mapel Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam, XVI(2).

Ika Rahmawati, Arif Hidayat, & Sri Rahayu. (2016). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Gaya Materi dan Penerapannya. Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM, 1.

Jumadi. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya.

Latief, H., Rohmat, D., & Ningrum, E. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas VII SMPN 4 Padalarang) (Vol. 14).

Linda Zakiah, & Ika Lestari. (2019). Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran. Erzatama Karya Abadi.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Muhamad Afandi, Evi Chamalah, & Oktarina Puspita Wardani. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Unissula Press.

Muhdi, & dkk. (2017). Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Model Manajemen Pendidikan Menengah. Manajemen Pendidikan, 4(2).

Nanda Rizky Fitrian Kanza, Albertus Djoko Lesmono, & Heny Mulyo Widodo. (2020). Analisis Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model Project Based Learning Dengan Pendekatan Sitem Pada Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas di Melas XI Mipa 5 SMA Negeri 2 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, 9(2), 71–77.

Netti Ermi. (2015). Penggunaan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Perubahan Sosial pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 4 Pekanbaru. Jurnal Sorot, 10(2).

Nugroho Wibowo. (2016). Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar di SMK Negeri 1 Saptosari. Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), 1(2).

Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. In 24 | Jurnal Kependidikan (Vol. 1, Issue 1).

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta

Sutikno. (2011). Penerapan Model Belajar Kelompok Pada Pembelajaran Kewarganegaraan (Pkn) Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Kelas 5 SD N 3 Gabusan-Blora. Sholaria, 1(2).

Wulandari Cristal.L, Afrizal Sano, & Yusri. (2013). Hubungan Kegiatan Mencatat Dengan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Konseling, 2(1).

PlumX Metrics

Published
2023-09-18