Penentuan Harga Ikan Bersasis Utang-Piutang Dalam Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

  • Wulandari Wulandari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Keywords: jual beli; utang-piutang;‘urf

Abstract

Dalam transaksi jual beli terdapat proses perputaran ekonomi, seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat di desa Tasikmadu, yaitu jika ada nelayan yang memiliki utang terhadap pengepul, maka harga beli ikan akan lebih murah dari pada nelayan yang tidak memiliki utang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui praktik penentuan harga ikan berbasis utang-piutang antara pengepul dan nelayan serta pandangan tokoh Nahdlatul Ulama terhadap praktik tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis empiris karena dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data primer melalui pengamatan dan wawancara. Ketika nelayan yang memiliki utang menjual ikan hasil tangkapannya, maka nelayan tersebut harus menjual kepada pengepul yang diutanginya dengan harga beli lebih murah dari pada nelayan yang tidak memiliki utang. Akan tetapi penurunan harga beli ikan ini tidak ada kaitannya dengan pelunasan utang dan ketika melakukan akad utang tidak ada perjanjian apapun melainkan para pihak sudah mengerti kebiasaannya. Menurut pandangan tokoh Nahdlatul Ulama kecamatan Watulimo praktik penentuan harga ikan berbasis utang-piutang di desa Tasikmadu merupakan kebiasaan yang sudah ada sejak dahulu dan masih dilakukan sampai sekarang, sehingga sudah dianggap biasa oleh mayarakat sekitar. Kebiasaan  tersebut boleh dilakukan karena tidak bertentangan dengan hukum Islam dan tidak merugikan kedua belah pihak

Downloads

Download data is not yet available.

PlumX Metrics

Published
2020-09-30